Pakar keamanan siber, Dokter Pratama Persadha, menyarankan Presiden Joko Widodo dan pejabat negara untuk tidak menggunakan WhatsApp. Pasti ada alasan mengapa Jokowi disarankan untuk tidak menggunakan aplikasi tersebut.
Pakar keamanan siber ini menyarankan Jokowi untuk tidak menggunakan aplikasi WhatsApp untuk menghindari serangan perangkat lunak pengawasan Israel Pegasus.
Pakar Keamanan Sarankan Jokowi Tak Pakai WhatsApp, Ini Alasannya
Baca juga:
– Pembaruan baru berarti Anda dapat mengetuk telepon Anda, itulah jawaban dari WhatsApp
– Windah Basudara selesaikan “WhatsApp game”, respon netizen bikin heboh
– Spyware Candiru Israel Menargetkan Aktivis Indonesia, Ini Tanggapan Kominfo
– Spyware ditemukan dengan teknologi Israel yang menargetkan Indonesia
Pratama Persadha sebagaimana dimuat Suara.com menyatakan bahwa Pegasus adalah malware berbahaya yang dapat menyusup ke dalam perangkat seseorang dan melakukan kegiatan pengawasan atau mata-mata.
Menurut Pratama, Pegasus sebenarnya adalah trojan yang sekali menyusup
ke dalam sistem target, dapat membuka pintu bagi penyerang untuk mendapatkan informasi yang berada di target.
“Lebih spesifik Pegasus bisa dikatakan sebagai alat pengintai (spyware),” kata Kepala Pusat Riset Keamanan Sistem Komunikasi dan Informasi (CISSReC) Lembaga Riset Siber Indonesia ini.
Pratama mensinyalir hal itu terkait Pegasus yang menjadi perbincangan hangat setelah laporan Amnesty International menemukan sejumlah presiden, perdana menteri, dan raja menjadi sasaran malware yang diproduksi NSO, perusahaan teknologi Israel itu.
Salah satu yang menjadi perhatian dunia internasional,
kata dia, adalah informasi bahwa salah satu korban Pegasus adalah Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Didukung oleh GliaStudio
Laporan dari Amnesty International dan Citizen Lab mengikuti klaim kebocoran data pada 50.000 target potensial alat mata-mata Pegasus NSO, termasuk 10 perdana menteri, tiga presiden dan satu raja yang ditargetkan oleh Pegasus.
Sudah dijelaskan juga bahwa software monitoring seperti ini juga banyak dijual bebas di pasaran bahkan ada yang gratis. Namun, yang membuatnya berbeda adalah teknik atau cara yang digunakan agar malware tersebut dapat menginfeksi korbannya.
“Juga teknik menyembunyikan diri agar tidak terdeteksi oleh antivirus atau security device, dan juga teknik agar tidak terlacak,” ungkapnya.
Ilustrasi keamanan internet. (Jaringan F5)
Ilustrasi keamanan internet. (Jaringan F5)
Saat ini sangat sulit untuk menghindari kemungkinan serangan malware. Pegasus sendiri hanya membutuhkan nomor telepon target. Ponsel bisa terlindungi dari Pegasus jika nomor yang digunakan tidak diketahui orang lain.
Teknik yang digunakan Pegasus biasa disebut sebagai remote exploit, menurut Pratama, menggunakan serangan zero-day, atau metode serangan yang mengeksploitasi kerentanan yang tidak diketahui yang bahkan tidak disadari oleh pembuat sistem.
“Serangan ini biasanya sangat sulit dideteksi oleh perangkat keamanan, meskipun sudah diperbarui. Itu yang membuat Pegasus sangat berbahaya,” ujarnya.
Jika melihat malware Pegasus, kata Pratama, panggilan WhatsApp sudah cukup dan ponsel penerima sudah terinfeksi. Dan tanpa harus menjawab panggilan. Menggunakan metode yang sama dan mengirim file melalui WhatsApp juga dapat menyebabkan peretasan.
Disebutkan pula, tidak hanya aplikasi Whatsapp saja yang bisa dipantau, melainkan semua aplikasi yang terpasang di smartphone. Selain itu, Pegasus dapat mengumpulkan semua data ponsel.
Menurut Pratama, jika malware berhasil diselundupkan, data bisa diambil dari ponsel dan dikirim ke server. Yang lebih menakutkan adalah Pegasus dapat menyalakan kamera atau mikrofon ponsel untuk merekam secara diam-diam.
“Prinsipnya Pegasus bisa melakukan semuanya di smartphone yang dikendalikan dari dashboard. Bahkan bisa mengirim pesan, melakukan panggilan, dan merekam tanpa sepengetahuan pemilik HP,” kata Pratama.
Itulah penjelasannya. Pakar keamanan siber Pratama Persadha menyarankan Jokowi untuk tidak menggunakan aplikasi WhatsApp untuk menghindari serangan perangkat lunak pengawasan Israel Pegasus. (
Baca Juga :
https://ptmahakamkencanaintanpadi.co.id
https://polresmalangkota.id
https://logistikpangan.id
https://staklimtangsel.id
https://bppdkaltim.id